Berburu Keajaiban

Happiness itulah salah satu resolusi saya pada 2009. Tidak istimewa ya.. karena semua orang yang hidup di dunia ini pasti juga ingin sebuah kebahagiaan. Siapa pula yang mau sedih terus. Si Ammar Jr saja, sekarang sedang happy lho. Si cantiek istrinya yang beberapa bulan puasa tahun lalu melahirkan, kini sedang lebay. Agak ngambek tanpa alasan jelas. Tapi si Ammar sepertinya gak peduli (dasar kucing). Kenapa saya tahu  my lovely cat tidak peduli? Karena awal tahun ini dia bawa kucing anggora putih (sejenis dengan si cantiek) ke rumah. istimewanya si putih itu sedang hamil. bo…hmm..

Saya kok gak habis pikir sama si Ammar jr ini. Sok bertanggung jawab gitu. Pacarnya bunting..ehh dibawa ke rumah. Dan saya wajib memberi sepiring ikan (menu yang sama) ke si putih itu. Lha si Cantiek? balik lagi gelasar gelosor ke si Ammar Jr. Meski sesekali menampar si Ammar Jr , teteup aja nempel. Sementara si Putih, sabar banget melihat kemesraan sang pacar dan istrinya itu. Saya cuma geleng-geleng kepala.

Buat saya, kebahagiaan itu sangat istimewa. Apapun yang membuat bibir tersenyum, itulah kebahagiaan. Awal Januari ini saya ingin memulai berburu kebahagiaan itu .Yaitu dengan  mengambil cuti yang sudah dua tahun terabaikan. Meski dengan debat kecil akhirnya ijin 12 hari approved.

Banyak rencana dalam agenda. termasuk kopdar sambil makan durian dan siomay di bOgor dan medan. Tapi rencana ini terpaksa ditunda. Jatah libur ini  rupanya lebih berharga untuk salah seorang kakak saya.

Ya, saya ingin melihat senyum lagi di wajahnya. Meski setiap kali bertemu senyum itu muncul, tapi saya tak yakin.   Ca++++ sudah menggerogoti hampir sebagian organ pentingnya. Ketika melihat hasil laboratorium, dan pemerikasaan canggih lainnya, semua terhenyak betapa kuatnya kakak ku ini…

Malam ini 2 meter di depanku menulis ini dia terbaring. Ada selang menembus paru (kanan dan kiri)nya menyedot cairan yang sudah merendam organ pernapasan itu. Volumenya sudah lebih dari 1 liter. Besok, hal sama dilakukan pada organ jantungnya.  Tadi sore, luka di dada kanannya pun baru kulihat jelas.

Dengan kondisi kritis itu, masih saja ia tersenyum.  Jika tak baca hasil labor nya, jika saja tak mendengar langsung penjelasannya dari dokter spesialis yang merawatnya, rasanya tak percaya semua fakta di depanku ini.

Luar biasa dayatahannya. Luar biasa semangatnya untuk hidup. Semangat itu pula yang membuat kami terus berupaya tersenyum di hadapannya. Menyingkirkan semua sedih di depan pintu kamar ini. Membangun daya agar senyum itu tersungging sempurna..

Ya Tuhan, datangkanlah  keajaiban itu. Aku yakin, semua teori para ahli itu akan rontok dengan setitik kuasa Mu. 

Berburu keajaiban dan kebahagiaan akan selalu menjadi resolusi saya dari tahun ke tahun. Bagaimana dengan kalian?