Cinta dan Persahabatan

Tadi pagi, selepas subuh, saya mengaduk-aduk buku di boks ‘harta karun’ saya yang berisi koleksi sejak mahasiswa. Pertama, yang terkait jemari adalah buku bersampul ‘batik’ motif tetumbuhan warna tanah. Tetralogi masterpiece – Kahlil Gibran- Sayap Sayap Patah. Hmmm.. sepertinya cocok nih dibaca lagi pagi ini…

Tema kehidupan, persahabatan dan pengorbanan menjadi pilihan saya, pagi itu. Ada beberapa quote yang menarik, apalagi jika dihubungkan dengan eforia valentine’s day Februari ini…

Ini dia :

…….Hidup itu penuh kebahagiaan dan kebebasan. Kenapa kita tidak lepaskan kayu pasungan yang berat di pundak kita, dan kita patahkan belenggu yang merantai di kaki kita…….

…… Mari kita pergi ke pantai ke pantai di bawah bayangan sang malam dan naik perahu yang akan membawa kita jauh menyeberang ke balik samudera di mana kita akan menemukan kehidupan baru yang penuh kebahagiaan …

….Meski cintaku sedalam lautan, setinggi bintang di angkasa dan seluas cakrawala….. Cinta membunuh hasrat hasratku, sehingga engkau bisa hidup bebas dan luhur…….

—-Dan aku menyadari bahwa putusan yang kita bayangkan sebagai rahasia tertinggi adalah pemberian hari ini atas kerja hari kemarin dan merupakan kepatuhan hari esok pada kehendak hari ini. ..

— Berkali-kali pula aku membuat perbandingan antara kemuliaan sebuah pengorbanan dan kesenangan pemberontakan, manakah yang lebih terhormat dan lebih indah? Tapi.. hingga kini aku hanya memperoleh sebuah jawaban. Bahwa sikap ikhlas akan membuat segala perbuatan kita menjadi lebih indah dan terhormat…

Yahh.. itu dia penggalan syairnya. Seru? Lebih seru lagi jika Anda baca kisah lengkapnya. Saya sangat terkagum-kagum pada sosok Salma yang memerankan tokoh perempuan dalam Sayap Sayap Patah ini.

Cinta memang bukan sekadar mencurahkan kasih sayang, bukan pula sekadar mencium dan memeluk, tapi seperti dituliskan Gibran, cinta tidak memuaskan dirinya dengan apapun, kecuali kekekalan dan keabadian. Ia tidak tunduk kepada sesuatu pun kecuali pada Tuhan. (jodoh itu namanya, ya…).

Jika saja ada cinta yang sesempurna itu, maka mungkinkah cinta itu juga adalah persahabatan yang memperkaya ruh kejiwaan, tak menyisakan pamrih, mengerti musim surut dan pasang, senantiasa mencarinya untuk menghidupkan sang waktu. Karena persahabatanlah yang membuat kita merasa sempurna dan membuat hidup menjadi indah..

Pabila kau bersua sahabatmu di pinggir jalan atau di pasar, biarkanlah batinmu menggerakkan bibirmu dan mengarahkan lidahmu. Biarkan batin suaramu berbicara kepada batin telinga batinnya;

Sebab jiwanya menerima pesan hati, sebagaimana nikmat anggur yang selalu terbayang, ketika aroma dan rasanya telah hilang, dan gucinya telah tiada… (Kahlil Gibran)

Happy Valentine’s day sahabatku….

Menatap masa lalu adalah kebodohan, berjalanlah terus....