Tamu

Tamu, membuat ruang itu kembali hangat. Celotehan, suara denting sendok saat beradu dengan pinggiran cangkir porselen pelan-pelan mengusir suasana dingin yang selama ini menyelimuti ruang yang sempat tak tersentuh itu

Memang tak sepanas pesi yang ditempai para pandai besi. Tapi membuat penghuninya menoleh dan kembali duduk di sofa empuk di sudut ruangan itu. lampu sudut kembali menyala. Meja kayu di depannya kembali dibuat kacau balau oleh buku koleksi sang penghuni. Sesekali ada koran dan secangkir kopi hangat. bahkan sejak itu, asbak pun kembali ditaburi abu rokok para tamu yang datang.

topik hangat mengalir satiu per satu menjadi bahan perbincangan. Dulu soal marah, kini soal tamu, entah esok harinya.. tapi topik itu semestinya sebuah kisah yang indah dan membuat senyum para tamunya, juga dirinya. Boleh jadi soal ammar jr yang lain? ah belum sanggup membawa topik soal ammar, meski sorot matanya tak pernah terhapus dalam benak penghuni rumah. Meski suara geraman halus saat perutnya disentuh masih saja terdengar di ujung hati.

Bagaimana jika kelak topik itu tentang cokelat si penawar hati. atau soal kelezatan daging panggang yang dimasak dengan merica dan cabai hijau dan jamur merang.. terimakasih untuk selalu datang di sini..