Hidup memang kayak jalanan di puncak Bogor. Kadang lurus, terus belok-belok, terus naik, turun, macet, antri, lancar, macet lagi gara-gara bus yang ngetem…
Yaahh begitu deh..
Tapi, kata orang bijak, hidup memang adalah hidup, semuanya diatur oleh Yang DIatas. Kadang bahagia, kadang sedih. Orang sabar, pasti akan menikmatinya.
Tapi kesabaran itu pasti ada batasnya. Coba saja mobil yang terus-terus dihajar oleh dinamika kehidupan di jalan, pasti mogok juga kan? Cuma kapasitasnya di mana, tak ada yang pasti juga. Kecuali kita rajin merawat mesinnya.
PErtanyaanya, bagaimana merawat ‘mesin’ manusia? Cukupkah hanya menjalankan keyakinan yang dianut. Seringkali malah berbenturan dengan realitas. Seringkali malah kita (=saya) harus berbenturan dengan keyakinan itu. Andaikan hati mudah dibengkok-bengkok..
Ah hidup….